Kamis, 29 November 2012

25 Oct '12




















"25'10'12"
Yeah...I think it one of special moments that I have in my life. It's the second chance that GOD gives to me to make a special relationship with someone after I had broken heart more than a year before. Actually....I have never imagined before that I can open my heart for another coz I was very very very down when my ex-bf broke up our relationship whereas I loved him so much. But...day by day, when I was in proccess to fix my heart...at that time...GOD let me to know someone named Panji Aditya, who is the brother of my friend. Firstly....I though that I just wanna be his friend, no more...!! Yeah no more than a friend...!!! I though that I wasn't ready yet to stay in a new relationship... and beside that I also though that he loved another, not me...
A few months passed and we were getting closer...he was always there when I needed someone to listen my problem especially about my feelings with my ex-bf. He was very patient to listen me and he gave me support to be move on. It made me very happy to have a friend like him...till One day... evrything between me and him was changed...He said that He loves me and he asked me to be his gf.....Hmmmm I didn't know what I have to say...I didn't know how to answer...He was very kind to me, and I did't bear to hurt him...but beside that I was really not sure about my feeling...honestly I was very confused..I didn't know why..but a part of my heart still believed that my ex-bf whould be hurt..and I didn't wanna hurt him :(
I always pray and pray more about that...  Till one day..I have sure that my life must go on even though without my ex-bf..
I tried to keep positive thinking...then I decided to totally fixed my heart and started a new chapter of my life with another one who loves me as I'm....
I though Panji Aditya was the answer of my prayer...
And Finally I pray...wish it was the best decision..I hope his love is a sincere love and so do I... I wanna bring our relationship always grow up in JESUS' Love foundation ^_^

Selasa, 06 November 2012

Akibat Kurang Minum


KEKENTALAN DARAH dalam TUBUH, BAGAIMANA BISA TERJADI?

Ada satu pertanyaan, yaitu: “Mengapa kita harus minum AIR putih banyak-banyak?” Sebenarnya jawabannya cukup “mengerikan” tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur, maka topik tersebut bisa dijelaskan sbb:
Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari AIR. Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah: OTAK dan DARAH.. !!
Otak memiliki komponen Air sebanyak 90%, Sementara Darah memiliki Komponen Air sebanyak 95%…Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2Liter sehari atau 8Gelas Air putih sehari..
Jumlah di atas harus ditambah bagi seorg PEROKOK..
Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat Air Seni, Keringat, Pernapasan, dan Sekresi.. Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 Liter sehari??? Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya…?  dengan jalan “Menghisap” Air dari komponen tubuh sendiri dari OTAK…?
Belum sampai segitunya (Wuih…bayangkan jika Otak kering bagaimanan jadinya.?), melainkan dari sumber terdekat : DARAH!!
Darah yang dihisap Airnya akan menjadi Kental. Akibat pengentalan Darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang Darah Encer. Saat melewati Ginjal (tempat menyaring Racun dari Darah) Ginjal akan bekerja Extra keras menyaring Darah. Dan karena Saringan dalam Ginjal halus, tidak jarang Darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada Glomerulus Ginjal. Akibatnya, Air Seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai Bocornya saringan Ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, Anda mungkin suatu saat harus mengeluarkan 2jt Rupiah seminggu untuk Cuci Darah
bagaimana dengan OTAK.? Nah saat Darah Kental mengalir lewat Otak, perjalanannya agak tersendat. Otak tidak lagi “Encer”,karena Sel-sel Otak adalah yang paling boros mengkonsumsi Makanan dan Oksigen. ini yang mengakibatkan “STROKE”

Jumat, 26 Oktober 2012

Apakah TUHAN Menciptakan Kejahatan..?!?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
"Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"."Tentu saja," jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

(Kisah Nyata)

sumber: Winksite

Sama-Sama Tidak Melakukan

Di sebuah panti jompo tinggal seorang pendeta tua yang sudah tidak aktif. Suatu hari salah seorang jemaatnya  membesuk dan mereka terlibat pembicaraan tentang masa lalu.
pendeta: Dulu saya sekadar berkotbah tanpa merasa perlu melakukannya, karena saya pikir kotbah saya hanya untuk jemaat.
Jemaat: Wah, sama, pak. Dulu ketika kami mendengar kotbah bapak, kami juga tidak pernah melakukannya karena kami pikir kotbah itu hanya bapak yang bisa menjalaninya

Kamis, 04 Oktober 2012

ASKEP ISPA DAN FARINGITIS


BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario
Kasus pemicu 1
Nadya,10 tahun dibawa ibunya ke Poliklinik Ana dengan keluhan 3 hari, demnm dan sulit istirahat. Suatu hari terakhir,kondisinya semakin menurun karna sesak nafasnya. Berdasarkan pemeriksaan dokter di dapatkan data bahwa RR : 28 x/menit. Saat bersamaan dokterjuga melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada penyakit pada anak Nadya.

B. Kata Kunci

1.                  Usia 10 tahun
2.                  Demam
3.                  Batuk – batuk
4.                  Sulit istirahat
5.                  Sesak napas
6.                  RR 28 kali per menit

C. Pembahasan Kata Kunci

1.      Anak usia 10  tahun tergolong anak usia sekolah, dimana anak usia ini cukup banyak mengeluarkan aktifitas. Anak belum terlalu memperhatikan kesehatannya,ia cenderung sibuk bermain dengan teman – temannya sehingga resiko terjangkit penyaki itu lebih tinggi selain itu hal ini juga tergantung dari daya tahan tubuh. Pada usia ini organ – organ anak tersebut masih dalam proses menuju kesempurnaan

2.      Demam merupakan suatu keadaan dimana terjadi perubahan suhu,dimana suhu tersebut melebihi suhu normal.proses perubahan suhu tubuh terjadi pada keaadaan sakit lebih dikerenakan karena zat toksik yang masuk dalam tubuh,umumnya keaadaan sakit dikarenakan karena adanya inflamasi( peradangan). Proses peradangan ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan yang mengancam proses fisiologi tubuh. Hal ini diawali dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme). Nah mikroorganisme tersebut mengandung pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut tubuh akan memerintahkan tentara pertahan tubuh lain seperti leukosit, makrofag,limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya fagositosit ini tentara perahanan tubuh akan mengeluarkan senjatanya aitu pirogen endogen yang berfungi sebagai anti infeksi. Selanjutnya pirogen endogen yang keluar akan merangsang sel epitel hipotalamus untuk mengeluarkan suatu subtasi yaitu asam arakhidonat.Asam arakhidonat ini akan memacu kerja prostaglandin (PGE2),dan pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja hipotalamus,sebagai kompensasinya hipotalamus akan meningkatkan titik patokan (suhu diatas normal). Akibatnya terjadi respon dingin/menggigil. Adanya proses menggigil ( pergerakan otot rangka) ini di tunjukan untuk menghasilkan panas suhu tubuh yang lebih banyak. Maka terjadilah demam.

3.      Batuk ialah mekanisme saluran napas untuk membersihan saluran napas.rangsangan penyebab batuk biasanya adalah rangsangan mekanis, kimia,dan peradangan. Batuk dapat dikatakan patologis jika frekuensinya  terlalu dalam.

4.       Sulit istirahat dikarenakan efek samping dari demam dan batuk sehingga sulit     bagi penderita untuk beristrahat.

5.       Sesak napas
Sesak nafas adalah keluhan tidak nyaman bahkan merasakan nyeri saat proses proses pernapasan frekuensinya meningkat 24x/menit. Sesak napas diakibatkan karena terjadi peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan.

6. RR 28x per menit
Berhubugan dengan sesak napas( penjelasan no 5).hal ini juga menunjukkan terjadinya takipneu.


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT           ( ISPA ) DAN FARINGITIS
I.  ISPA
A.  KONSEP MEDIK

a.      DEFINISI

      ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yangbukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia   dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua  golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
           
Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi dibagi atas :
Pneumonia berat
Bukan Pneumonia
1.   Nafas cepat lebih dari 60 x/menit
2.   Tampak tarikan dinding dada
3.  Diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz
1. Tidak ada nafas cepat (nafas kurang dari 60 x/menit
2. Tidak ada tarikan dinding dada/bagian bawah ke dalam yang kuat
    
Untuk kelompok umur 2 bulan -<5 tahun klasifikasi dibagi atas :
Pneumonia berat
Pneumonia
Bukan  Pneumonia
1.   Tampak tarikan dinding dada/bagian bawah ke dalam yang kuat

1.   Tidak ada tarikan dinding dada/bagian bawah ke dalam yang kuat
2.    Nafas cepat:
-  bayi umur 2 bulan - < 12 bulan lebih dari 50 x/menit
-  anak umur 1 tahun - < 5 tahun lebih dari 40 x/menit
1.   tidak ada nafas cepat
2.   tidak ada tarikan dinding dada/bagian bawah ke dalam yang kuat.
3.   batuk pilek bias
b.  ETIOLOGI

   Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus ,dan riketsia.Bakteri penyebab ISA antara lain adalah dari genus streptokokus. Stafilokokus,pnemokokus,homofilus,bordetela dan korinebakterium. Virus penyebab ispa antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,koronavirus,pikornavirus,mikoplasma,herpesvirus dan lain-lain
1.      Virus utama   : ISPA atas : Rinovirus,Corona virus, Adeno virus,Entero virus
2.      ISPA bawah   : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus, Adeno virus
3.      Bakteri utama : streptococus, pneumonia, hemophilus influensa,staphylcoccus aureus
4.      Pada neonatus dan bayi muda : chlamidia trahomatis
5.      Pada anak usia sekolah           : mycoplasma pneuonia

c. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a)      Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :

1.      Lubang hidung
2.      Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3.      Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
4.      Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5.      Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
b.) Faring ( Tekak )
                   adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.


                              
     c. ) Laring ( Tenggorok )
                                     Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1.  cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago       arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea  berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum  menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.

 

        d. ) Trakhea
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

       e. ) Bronchus
              Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

f. ) Paru - Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma

paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.





d. PATOFISIOLOGI
Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi – villi saluran pernafasan akibat adanya mukus. (Khaidirmuhaj, 2008 ) .
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1.     Tahap prepatogenisis : penyebab ada, tetapi belum menunjukan reaksi apa- apa
2.         Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa tubuh menjadi lemah apabila kedaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3.         Tahap dini penyakit : Mulai dari munculnya gejala penyakit dibagi menjadi 4 yaitu dapat tumbuh sempurna, sembuh dengan atelektatis, menjadi teronis dengan meninggal akibat pneumonia. ( Vietha, 2009 ) F. Pathway ( Nanda, 2007 ) ( Khaidirmuhaj, 2008 ).

 enelan                               Dx : besihan jalan nafas
                                                Dx:    Nyeri menelan b/d                     tidak efektif b/d
                                            Inflamasi pd membran mukosa               akumulasi sekret
                                                    Faring dan tonsil
                       

e. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.

• Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

• Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.

• Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
• Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
TANDA – TANDA LOBARIS ISPA

•hypoxemia,

•hypercapniadan

•acydosis(metabolikdanataurespiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing

f.KOMPLIKASI
1.      Meningitis
2.      Abses peritnsiliar
3.      Sepsis
4.      Demam rematik
5.      Otitis media
6.      Sinusitis
7.      Pneumonia

g.  PENATALAKSANAAN MEDIK
a.       Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat,pemberian   multivitamin dll.
b.       Antibiotik
c.        Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
d.       Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
e.        Menurut WHO:Pneumoniarawat jalan yaitu kotrimoksasol,Amoksisillin,Ampisillin,Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin,klorampenikol,kloksasilin,gentamisin.
f.       Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

h. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
    Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a.      Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b.      Meningkatkan makanan bergizi
c.      Bila demam beri kompres dan banyak minum
d.     Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
     yang bersih

e.      Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu       
         ketat.
f.      Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih  menetek
g.      Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, memberikan kompres,   
         dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
h.     Mengatasi batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan    
     tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
     sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

B . KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1 Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan ISPA :
a.       Riwayat : demam,batu,pilek,anoreksia,badan lemah/tidak bergairah,riwayat  penyakit pernapasan,pengobatan yang dilakukan dirumah dan penyakit   yang menyertai.
b.       Tanda fisik : Demam,dyspneu,tachipneu,menggunakan otot pernafasan    tambahan,faring hiperemis,pembesaran tonsil,sakit menelan.
c.        Faktor perkembangan : Umum ,tingkat perkembangan,kebiasaan sehari hari,mekanisme koping,kemampuan mengerti tindakan yang   dilakukan.
d.       Pengetahuan pasien/keluarga: pengalaman terkena penyakit   
        pernafasan,pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
    2. Diagnosa
1.      Peningkatan suhu tubuh bd proses inspeksi
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d anoreksia
3.      Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
4.      Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder
     (adanya infeksi penekanan  imun)



3. Intervensi

1. Peningkatan suhu tubuh bd proses inspeksi
Tujuan : Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37, 50
Intervensi
Rasionalisasi
1.     Observasi tanda – tanda vital
2. Anjurkan pada klien/keluarga umtuk melakukan kompres dingin ( air biasa) pada kepala / axial.
3.  Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
4.   Atur sirkulasi udara.
5. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hr.
6.  Anjurkan klien istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit.
7. Kolaborasi dengan dokter :
•Dalm pemberian therapy, obat antimicrobial
•antipiretika


1. 1.  Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya.
2. Degan menberikan kompres maka akan terjadi proses konduksi / perpindahan panas dengan bahan perantara .
3. Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.
4.    Penyedian udara bersih.
5. Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
6. Tirah baring untuk mengurangi metabolism dan panas.
7. Untuk mengontrol infeksi pernapasan Menurunkan panas




2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d anoreksia
Tujuan : klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal
* Klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.
* Tidak menunujukan tanda malnutrisi.



Intervensi
Rasionalisasi
1.     Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari
2.     Berikan makan pporsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
3.     Beriakan oral sering, buang secret berikan wadah husus untuk sekali pakai dan tisu dan ciptakan lingkungan beersih dan menyenamgkan.
4.     Tingkatkan tirai baring.
5.    Kolaborasi
• Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien



1.    Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
2.  Untuk menjamin nutrisi adekuat/ meningkatkan kalori total
3.   Nafsu makan dapt dirangsang pada situasi rilek, bersih dan menyenangkan.

4.    Untuk mengurangi kebutuhahan
       metabolic
5.     Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.




3. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Tujuan : Nyeri berkurang / terkontrol

Intervensi
Rasionalisasi
1.    Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
2.    Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok.
3.    Dan mengistirahatkan / meminimalkan berbicara bila suara serak.
4.    Anjurkan untuk melakukan kumur
       air garam hangat
5.    Kolaborasi
       Berikan obat sesuai indikasi
• Steroid oral, iv, & inhalasi
• analgesic
1.     Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok & untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan.
2.     Mengurangi bertambah beratnya penyakit.
3.     Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
4.             Kortikosteroid digunakan untuk

 4. mencegah reaksi alergi / menghambat pengeluaran histamine dalam inflamadi pernapasan.
5.     Analgesic untuk mengurangi rasa nyeri





4. Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder adanya infeksi penekanan imun)
Tujuan : tidak terjadi penularan dan tidak terjadi komplikasi

Intervensi
Rasionalisasi
1.     Batasi pengunjung sesuai indikasi
2.    Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas
3.    Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera ketempat sampah
4.    Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang
5.    Kolaborasi Pemberian obat sesuai hasil kultur


1.    Menurunkan potensial terpalan pada penyakit infeksius.
  2.    Menurunkan konsumsi /kebutuhan keseimbangan O2 dan memperbaiki pertahanan klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.
3.    Mencegah penyebaran pathogen melalui cairan
4.    Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi
5.   Dapat diberikan untuk organiasme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan sensitifitas / atau di berikan secara profilatik karena resiko tinggi


























Faringitis

A.  Defenisi

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.

 


B.   Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.Virus penyebab adalah :
1.      Agen
Sebagian besar kasus ISPA disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernfasan seperti : koronavirus, adenovirus, parainfluenza sedangkan bakteri yang seperti : streptococcus, pneumonia, stapilokokus
2.  Manusia
a.  Umur
Berdasarkan hasil penelitian Daulay (1999) di Medan, anak berusia dibawah 2 tahun mempunyai risiko mendapat ISPA 1,4 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang lebih tua. Keadaan ini terjadi karena anak di bawah usia 2 tahun imunitasnya belum sempurna dan lumen saluran nafasnya masih sempit.
b.  Status Gizi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama kematian terutama pada anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak-anak yang meninggal karena penyakit infeksi itu biasanya didahului oleh keadaan gizi yang kurang memuaskan. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh.
c.  Status Nutrisi
Nutrisi seseorang berpengaruh pula terhadap kesehatan, jika nutrisi seseorang terpenuhi maka imunitasnya pun semakin bagus sehingga dapat melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
d.  Daya Tahan Tubuh
Imunitas berperan sebagai antibodi untuk mencegah terjadinya infeksi dan melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
e.  Status ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi kaya akan faktor antibodi untuk melawan infeksi-infeksi bakteri dan virus, terutama selama minggu pertama (4-6 hari) payudara akan menghasilkan kolostrum, yaitu ASI awal mengandung zat kekebalan (Imunoglobulin, Lisozim, Laktoperin, bifidus factor dan sel-sel leukosit) yang sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi.
f.  Status Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk melindungi seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit infeksi tertentu. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak


2.    Lingkungan
a.    Kelembaban Ruangan
Hasil penelitian Chahaya, dkk di Perumnas Mandala Medan (2004), dengan desain cross sectional didapatkan bahwa kelembaban ruangan berpengaruh terhadap terjadinya ISPA pada balita. Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh bahwa faktor kelembaban ruangan mempunyai exp (B) 28,097, yang artinya kelembaban ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar 28 kali.
b.      Suhu Ruangan
Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum 18- 300C. Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah dibawah 180C atau diatas 300C keadaan rumah tersebut tidak memenuhi syarat. Suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar 4 kali.
c.       Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
d.      Polutan
Polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan sebagainya yang mengandung gas berbahaya yang beracun dapat merusak saluran pernafasan.
e.       Aktivitas
Orang yang sering beraktivitas mudah lelah sehingga imunitas menurun
f.       Status Ekonomi dan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian Djaja, dkk (2001), didapatkan bahwa bila rasio pengeluaran makanan dibagi pengeluaran total perbulan bertambah besar, maka jumlah ibu yang membawa anaknya berobat ke dukun ketika sakit lebih banyak. Bedasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa ibu dengan status ekonomi tinggi 1,8 kali lebih banyak pergi berobat ke pelayanan kesehatan dibandingkan dengan ibu yang status ekonominya rendah.




C.   Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

E.  Komplikasi
          1.      Otitis media purulenta bakterialis
         Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube terkontaminasi sekresi dalam   nasofaring.
           2.   Abses Peritonsiler
      Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil.
3.    Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan autoimun yang merusak glomerulus.
4.    Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorokan akan menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.
5.    Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman tunggal dan dapat juga campuran seperti streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan kleb siella pneumoniae.
6.    Meningitis
Infeksi bakteri pada daerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian masuk ke meningen dapat menyebabkan meningitis.Akan tetapi komplikasi meningitis akibat faringitis jarang terjadi.



F.   Klasifikasi
Berdasarkan lama berlangsungnya;
a)      Faringitis akut, adalah radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah, malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini terjadinya masih baru,belum berlangsung lama.
Faktor predisposisi:
-          Rinitis kronis
-          Sinusitis
-          Iritasi kronik pada perokok dan peminum alcohol
-          Inhalasi uap pada pekerja dan laboratorium
-          Orang yang sering bernafas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.
b)      Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:
    1. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane mukosa
    2. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama (membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut).
    3. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring
Berdasarkan agen penyebab:
    1. Faringitis Virus
    2. Faringitis Bakteri.
G.   Pemeriksaan Diagnostik
1.      Kultur dan uji resistensi
2.      Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
3.      Fotothoraks untuk melihat adanya tuberkolusis paru. Pada penderita TB paru akan didapatkan gambaran seperti awan atau bercak,densitas rendah,batas tak tegas
4.      Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan.

H.   Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman,
2.      Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
3.      Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan (Benny:2010)

I.   Terapi Medis
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lendir baik melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung, serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada sekret. Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).

J.   Penatalaksaanaan
1.      Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen cairan dan istirahat baring. Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus sehingga untuk mengatsi komplikasi ini dicadangkan untuk menggunakan antibiotika.
2.      Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak 200.000-250.000 unit, 3-4 kali sehari selama 10 hari. Pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Erritromisin atau klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita alergi terhadap penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat, selain terapi obat, pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula meringankan gejala nyeri tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat bekerja sama.

K.   Discharge planning
1. informasikan penyebab ISPA
a.       Tertular orang lain
b.      Belum imunisasi lengkap
c.       Kurang gizi
d.      Lingkungan tempat tinggal tidak sehat
2. Informasikan pada orang tua cara pencegahan ISPA
a.       Jauhkan anak dari penderita batuk
b.      Imunisasi lengkap
c.       Berikan makanan bergizi setiap hari
d.      Jaga kebersihan tubuh makan dan lingkungan
3. Informasikan cara perawatan ISPA di rumah
a.       Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan dengan sapu tangan bersih
b.      Berikan jeruk nipis + madu apabila terjadi pada anak./
4.  Berikan pada anak diet rendah garam dan minyak untuk mengurangi batuk pada anak






ASUHAN KEPERAWATAN
A.   Pengkajian
1.      Data dasar :
Identitas Pasien
Pekerjaan
Usia
2.   Riwayat Kesehatan
·         Keluhan Utama:
Klien mengeluh demam
·         Riwayat penyakit sekarang:
Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, batuk, pilek dan sakit tenggorokan.
·         Riwayat penyakit dahulu:
Klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang
·         Riwayat penyakit keluarga:
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut.
3.    Riwayat Keperawatan
a.       Pola Nutrisi dan Metabolik
Nafsu makan berkurang, distensi abdomen, akumulasi sel (gas), sulit menelan, mudah tersedak, inflamasi, demam
b.   Pola Aktivitas
Lemah, sesak nafas, peningkatan RR
c.    Pola Istirahat dan Tidur
Sulit beristirahat, gelisah, susah tidur, sesak nafas, nyeri.

B.    Analisa Data
Pola Pemeliharaan kesehatan
1.     Data subjektif :
a.       keluarga pasien mengatakan batuk 3 hari
b.      keluarga  pasien mengatakan demam dan sulit untuk istirahat.
c.       Keluarga  pasien mengatakan kondisi anak menurun karena sesak nafas
2.     Data objektif :
·         KU : lemah
·         Rr 28x/menit
Pola Nutrisi dan Metabolik
1.     Data subjektif :
Ibu pasien mengatakan pasien susah makan
2.     Data objektif :
Pasien hanya menghabiskan 1/3 dari makanan yang di sajikan
Pola aktitivitas
1.      Data subjektif ;
Ibu pasien mengataka pasien sulit melakukan aktivitas karena pernafasannya terganggu
2.      Data objektif :
Pasien tampak sesak
Pola tidur dan istirahat
1.      Data subjektif :
Ibu pasien mengatakan pasien susah tidur
2.      Data objektif :
Pasien tampak gelisah

C.   Diagnosa Keperawatan
1.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2.      Nyeri telan berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring.
3.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret
4.      Nutrisi tidak seimbang berhubungan dengan anorexia




No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasionalisasi
1.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Pasien akan menunjukkan termoregulasi(keseimbangan antara produksi panas, peningaktan panas, dan kehilangna panas).
1.   Suhu tubuh kembali normal
2.   Nadi : 60-100 denyut /menit
3.   Tekanan darah : 120/80 mmHg
4.   RR : 16-20 kali per menit
Observasi :
TTV
 Mandiri :
1. Kompres pada kepala / aksila.
2. Atur sirkulasi udara kamar pasien
3. Health Education:
·  Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian tipis dan dapat menyerap keringat

·  Anjurkan klien untuk minum banyak 2000-2500 ml/hari.

·  Anjurkan klien istirahat di tempat tidur selama masa febris penyakit
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya
Dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses konduksi/perpindahan panas dengan bahan perantara :
1.    Penyediaan udara bersih
2.    Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak menyerap keringat
3.    Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
4.    Berbaring mengurangi metabolisme
 Untuk mengontrol infeksi dan menurunkan panas
2.
Nyeri telan berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring.

Nyeri berkurang skala 1-2
Observasi :
Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0-10), faktor yang memperburuk atau meredakan nyeri, lokasi, lama, dan karakteristiknya
Mandiri :
·  Anjurkan klien untuk menghindari alergen atau iritan terhadap debu, bahan kimia, asap rokok, dan mengistirahatkan atau meminimalkan bicara bila suara serak.

·  Anjurkan untuk melakukan kumur air hangat
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi
 Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.





1)   Mengurangi bertambah beratnya penyakit.








2)   Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi atau menghambat pengeluaran histamin dalam inflamasi pernafasan. Analgesik untuk mengurangi nyeri
3.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi sekret
Bersihan jalan nafas efektif
Jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnea, dan sianosis
Mandiri :
Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada.





Auskultasi area paru, satat area penurunan atau tidak ada aliran udara dan bunyi nafas adventisius, mis. Crackles, mengi.
Bantu pasien latian nafas sering. Tunjukan atau bantu pasien mempelajari melakukan batuk, misalnya menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
Berikan cairan sedikitnay 2500 ml perhari(kecuali kontraindikasi). Tawrakan air hangat daripada dingin .

 Kolaborasi :
Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain, mis. Spirometer insentif, IPPB, tiupan botol, perkusi, postural drainage. Lakukan tindakan diantara waktu makan dan batasi cairan bila mungkin.
Berikan obat sesuai indikasi mukolitik, ekspektoran, bronchodilator, analgesic.

Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi nafas bronchial dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Crackles, ronchi dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon teradap pengupulan cairan , secret kental dan spasme jalan nafas atau obstruksi.
Nafas dalam memudakan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersiaan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertaankan jalan nafas paten. Penenkanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat.


Cairan (khususnya yang hangat)memobilisasi dan mengluarkan secret




Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret.







Memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.








Analgesic diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernafasan.
4.
Nutrisi tidak seimbang berhubungan dengan anorexia
Nutrisi kembali seimbang
A. Antropometri: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan.

Berat badan tidak turun (stabil)
B.Biokimia :
· Hb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl dan perempuan 12-16 g/dl)
· Albumin normal (dewasa 3,5-5,0 g/dl).

B.  Clinis:
· Tidak tampak kurus.
· Rambut tebal dan hitam.
· Terdapat lipatan lemak subkutan
D.Diet :
· Makan habis satu porsi
· Pola makan 3X/hari
Mandiri :
1.    Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari.







2.    Berikan porsi makan kecil tapi sering dalam keadaan hangat
3.    Tingkatkan tirah baring.
4.    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien
5.    Berikan health education pada ibu tentang :
·  Nutrisi makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna, hindarkan anak dari snack dan es, beri minum air putih yang banyak
·      Menjauhkan dari bayi lain
·      Menjauhkan bayi dari keluarga yang sakit.
·      Anggota keluarga tidak ada yang tertular ISPA.
·      Meminimalisir penularan infeksi lewat udara.
·      Resiko tinggi penularan infeksi

Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BB dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi



Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan menyenangkan
1.    Untuk mengurangi kebutuhan metabolik
2.    Metode makan dan kebutuhan kalori di dasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal
3.    Ibu dapat memberikan perawatan maksimal kepada anaknya. Makanan bergizi dan air putih yang banyak dapat membantu mengencerkan lendir dan dahak.
4.    Tidak terjadi penularan penyakit
5.    Tidak terjadi pemaparan ulang yang menyebabkan bayi tidak segera sembuh



D.  Evaluasi
1.      Pertahankan jalan nafas tetap paten dengan mengatasi sekret
2.      Melaporkan perasaan lebih nyaman
3.      Menunjukkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan, dan tingkat kenyamanan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Dapat di simpulkan bahwa ISPA merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan, dimana saluran pernafasan tersebut mengalami peradangan atau inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada saat melakukan pernafasan. Hal ini dapat di sebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Faringitis merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang menyerang bagian faring, dan hal ini juga di sebabkan oleh bakteri ataupun virus tertentu.

B. Saran
              ISPA dan Faringitis dapat menimbulkan beberapa komplikasi di antaranya otitis media purulenta bacteria, demam reumatik, sinusitis, pneumonia, dan meningitis, namun hal teresebut dapat di cegah dengan cara memperhatikan kebersihan baik itu diri sendiri, maupun lingkungan sekitar, selain itu imunisasi juga di perlukan serta menjaga keseimbangan gizi yang baik.   
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...